Alhamdullilah,
Akhirnya bisa juga jalan-jalan lagi ke negeri tetangga. Perjalanan dimulai hari Rabu (31 Januari 2007), menggunakan Mandala dari Surabaya pada penerbangan 06.40. Perjalanan menuju Batam ditempuh sekitar 1 jam 55 menit pada ketinggian 29000 kaki menggunakan pesawat Boing 737-300. Setelah sampai di bandara Hang Nadim Batam, kita dijemput oleh mas febri (travel fantastik). Setelah istirahat sebentar untuk makan siang di rumah makan Padang, Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyeberang ke Singapore. Untuk menyeberang kita kena fiskal sebesar 500 ribu rupiah (jika lewat bandara 1 juta rupiah). Seperti biasa, saat penyeberang, polisi Singapura menghentikan kapal kita untuk dicek. Tentunya masalah keimigrasian, ato mungkin narkoba, dan mungkin teroris. Setelah kapal merapat (di Harbour Front) kita pun turun dan siap dengan cek keimigrasian.
Salah satu trik masuk imigrasi Singapura adalah, jawablah seluruh pertanyaan dengan yakin dan mantab. Jika tidak bisa bahasa inggris, gunakan saja bahasa melayu. Karena di Singapura, bahasa yang lumayan besar adalah Melayu, Cina dan Inggris. Alamat tempat tinggal (saat di singapura harus jelas, kita saat itu nginap di Fragance Hotel Selegie). Jika memang kita berangkat dengan rombongan, katakan saja kita rombongan dan ada travel agent.
Sesampainya kita di Singapura. Salah satu hal yang cukup menarik adalah, segala informasi tentang Singapura, baik peta, calender of event, hotel dan yang lainnya tersedia di pelabuhan dengan data up to date. Setelah foto-foto sejenak kita langsung melanjutkan perjalanan menuju kota, karena kita sudah dijemput oleh travel agent di singapura (mr awen dan mr johan).
Setelah kita sholat di masjid singapura, kita pun melanjutkan perjalanan ke china town. Disana barang-barang lumayan ok, dan murah. Tapi karena waktu itu belum tuker uang, jadinya yah enggak beli deh. Untuk penukaran uang di Singapura (Rupiah ditukar ke $ singapura, dapet ditukar di banyak tempat).
Salah satu trik belanja di Singapura, adalah, jangan takut kurang uang dolar singapura, karena kita dapat menukar rupiah di banyak tempat di singapura. Ada beberapa ATM yang dapat diambil langsung dolar singapura, tentunya ATM dengan jaringan internasional (misal Visa atau Master Card). Atau mungkin jika menggunakan kartu kredit, kita bisa langsung gesek disana, tentunya tanyakan dulu kena charge 3% atau tidak. Jika barang yang kita beli cukup besar harganya kita bisa minta bukti pembayaran tax, dimana bukti tersebut dapat kita gunakan untuk ditukar dengan uang di bandara Changi (turis jika belanja tidak kena tax).
Satu jam telah berlalu di China Town. Selanjutnya kita menuju ke patung Merlion yang ada di pinggir sungai Singapura. Disana kita foto-foto lagi. Asyiik sekali viewnya. Banyak orang disana melukis atau menggambar.
Setelah asyik foto bareng Merlion, kita pun melanjutkan ke Sentosa Island. Di Sentosa Island pun ada patung Merlion. Patung ini lebih besar dari aslinya (yang asli ada di dekat sungai Singapura). Saya enggak tahu yang di Sentosa Island dibangun kapan?
Perjalanan menuju Santosa Island diteruskan menggunakan kereta gantung. Dari sana kita bisa lihat kota Singapura dari atas. Walaupun kereta gantung bukan merupakan kereta gantung ber-ac, namun asap polusi tidak terasa di kota singapura.
Sesampainya di Santosa Island kita foto-foto lagi , lihat-lihat dan dilanjutkan makan malam di pinggir pantai. Model makan malam adalah makan sepuasnya dengan membayar sekian dolar singapura per orang. Wah asyik sekali suasananya. Setelah makan malam kita lanjutkan acara jalan-jalan di Sentosa Island untuk menikmati music fountain. Music ini adalah semacam gabungan antara seni memainkan air mancur dan sinar laser. Peran utama di music fountain adalah Kiki “The magic of monkey”. Malam semakin larut, pertunjukan music fountain pun selesai. Saatnya kita pulang ke hotel.
Hotel tempat menginap ada di Fragrance Selegie Hotel, tempatnya lumayan bersih dan ditengah kota. Lokasi ada diujung Orchard Road, atau jika naik MRT turun di Little India.
Karena sehabis perjalanan jauh ditambah dengan city tour, akhirnya kita pun tidur dengan nyenyaknya (sampai-sampai lupa untuk mimpi :)).
Sehabis sarapan di hotel (sarapan tidak self service, tapi makanan dan minuman di sediakan dan layani oleh petugas hotel), kita pun meluncur ke SingTel. SingTel adalah salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di asia (mungkin di dunia). Di SingTel kita mencoba untuk melihat-lihat (benchmark) pelayanan di service point. Layanan di Service point dibagi bebera jenis. Diantaranya adalah, Layanan yang membutuhkan waktu yang cukup lama, pada layanan ini customer/calon customer dilayani oleh petugas dengan meja dalam posisi duduk. Kemudian layanan yang membutuhkan customer service tapi tidak membutuhkan waktu lama. Pada layanan ini Customer dan Petugas sama-sama berdiri. Kemudian layanan mandiri, disini customer dapat mengakses sendiri terminal-terminal yang telah disediakan. Dan yang terakhir adalah layanan pembayaran. Salah satu yang menarik di gedung layanan ini adalah, adanya tulisan yang mengajak customer “jika ada keluhan atau butuh informasi silakan menghubungi nomor tertentu”.
Benchmark ke Singtel pun selesai, kita pun melanjutkan perjalanan untuk makan siang. Makan siang sama seperti sebelumnya, yaitu dengan motoda makan sepuasnya dengan membayar satu orang sekitar 10 dolar singapura. Kita makan siang di plasa Takashimaya lantai 3. Setelah makan siang, kita rehat sebentar untuk melaksanakan city tour lagi.
City tour selanjutnya adalah menuju Bugis, Sim liem dan Mustafa. Bugis, adalah salah satu tempat kita belanja untuk cari oleh-oleh. untuk pakaian dan tas kita bisa menawar. Salah satu tip menawar. Saat menawar barang, kita tanya fix pricenya berapa, dari sana harga kita tawar lagi hingga 5 dolar. Biasanya pada harga tersebut merupakan harga mepet (baik dari sisi pembeli maupun sisi penjual). Keluar dari bugis, kita langsung menuju ke Sim Liem, Sim Liem adalah salah plasa yang mengkhususkan pada barang elektronik. Karena harga barang elektronik Singapura dan Indonesia tidak beda jauh, maka kita enggak masuk kesana.
Setelah sholat dan istirahat di masjid terdekat, tujuan selanjutnya adalah cari helm untuk sepeda motor. Helm dapat kita dapatkan di daerah Ah Boy. Pas rejeki, kita dapet teman dan singapura, sama-sama biker untuk diatar ke daerah Ah Boy. Sekalian aja kita minta tolong untuk ditawarkan harganya. Alahamdullilah akhirnya kita dapat menebus helm AGV Rossi Icon (walaupun dengan kartu kredit).
Karena proses yang agak lama di Ah Boy, kita pun ditinggal oleh rombongan. Tapi kita sudah janjian untuk ketemuan makan malam di Hotel Orchard Parade. Setelah segala seatunya beres, kita pun meluncur untuk makan malem. Kita meluncur menggunakan taksi. Karena pada saat itu jam sibuk pulang kantor, taksi yang kita lalui masuk ke jalur ERP. Dimana pada jalur tersebut taksi akan dikenai tambahan biaya 3 dolar.
Makan malam ganti suasana, tidak lagi sea food, tapi sekarang makan di rumah makan padang. Setelah makan malam, kita pun kembali ke hotel untuk acara bebas.
Pada saat yang bersamaan, di Singapura ada perayaan umat hindu india. Jalan-jalan dipenuhi oleh orang india. Aroma wangi-wangian dari penduduk india sempat bikin kepala pusing. Tapi karena malam itu adalah rencana malam terakhir di singapura, makanya kita tetap jalan-jalan. Jalan-jalan kita lanjutkan ke plasa 24 jam yaitu Mustafa. Mustapa adalah semacam plasa atau mall yang modelnya seperti supermarket tapi besar.
Jalan-jalan sampai jam 12 malam wib (jam 1 malam waktu singapura). Capek juga hari itu. Karena peralatan elektronik kita sudah mulai kritis batereinya, maka kita pun juga harus mulai ngecharge. Di Singapura, stop contact menggunakan “kaki tiga”, tapi ada sedikit trik bagi kita yang hanya memiliki steker dua kaki. Caranya adalah kita dorong bagian ground (atas) untuk membuka bagian fasa dan netralnya.
Keesokan harinya kita siap-siap untuk check out. Setelah sarapan pagi hari kita sudah siap dengan perlengkapan menuju ke penyeberangan. Dan kitapun siap untuk menyeberang. Kembali ke tanah air. Sesampainya di Batam kita makan siang untuk siap-siap terbang kembali ke Surabaya.
Alhamdullilah, akhirnya kita selamat kembali ke rumah kita masing-masing sambil membawa oleh-oleh